Apa Kabar Empati dan Kemanusiaan?

Sebelumnya, apa sih empati itu?

Menurut merdeka.com, empati adalah kemampuan agar bisa mengerti atau memahami apa yang orang rasakan, dilihat dari segi emosionalnya. Jadi, dapat diartikan kemampuan seseorang dapat merasa berada di posisi orang lain. Manusia memiliki tingkat empati yang berbeda-beda. Namun sebenarnya empati dapat dilatih dan dikembangkan.

Lalu, mengapa kita membutuhkan rasa empati?

Empati sangat bermanfaat bagi manusia, bukan sekedar memahami perasaan orang lain. Empati memiliki manfaat seperti :

  • Membangun Relasi dengan Orang Lain

Relasi sangat diperlukan dalam kehidupan. Dalam dunia perkuliahan khususnya. Dengan membangun relasi yang baik dengan banyak orang, kita akan mudah untuk mendapatkan bantuan. Karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri.

  • Membantu Mengatur Emosi

Dengan empati yang baik, kita dapat mengatur emosi kita sendiri. Sehingga, dengan mengetahui apa yang orang lain rasakan, kita akan lebih mensyukuri dan mengendalikan emosi kita.

  • Dapat Menghilangkan Sifat Sombong dan Egois

Dengan rasa empati, perasaan lebih baik dari orang lain akan hilang, karena akan merasa diri sama derajatnya dengan orang lain.

Walaupun banyak manfaat dari empati, kini di Indonesia, bahkan dunia menunjukkan bahwa rasa empati dalam diri seseorang semakin langka. Semakin banyak tindakan bulliying di dunia nyata maupun sosial media. Tawuran ada di mana-mana, dan hilangnya budaya kerja-sama. Selain itu, kini rasa belas kasih pada masyarakat semakin memprihatinkan. Banyak kejadian di mana seseorang mengalami musibah namun tidak ada yang mau menunjukkan rasa empatinya.

Tentang memanusiakan manusia. Apa itu memanusiakan manusia? Mengapa harus memanusiakan manusia?

Manusia bukan hanya cukup dikenal sebagai makhluk yang punya akal. Setingkat lebih tinggi dari hewan. Bukan, bukan seperti itu. Lantas apa itu memanusiakan manusia? Menurut rumahcemara.or.id istilah memanusiakan manusia merupakan upaya untuk membuat  manusia menjadi berbudaya atau berakal budi. Kita sebagai manusia tidak boleh merasa lebih tinggi dari manusia lainnya.

Pada dasarnya semua manusia adalah sama. Berhak atas kehidupan, kemerdekaan, dan kebahagiaan. Namun, saat ini banyak sekali kasus penyimpangan kemanusiaan, seperti pembunuhan, penyiksaan, dan kekerasan seksual. Di mana memanusiakan manusia itu sekarang? Sudah hilang begitu saja? 

Sebagai manusia yang berakal budi kita harus memahami siapa diri kita dan mengapa kita diciptakan sebagai manusia olah illahi rabbi. Mentalitas, keimanan, dan lingkungan merupakan tahapan yang baik dalam memunculkan rasa kemanusiaan yang benar. Jika hal itu belum terasah dengan baik, memanusiakan manusia hanyalah sebuah slogan dan omong kosong tanpa makna.

Berakal saja tidak cukup. Berbudi jauh lebih penting. Belajar memanusiakan manusia. Bukan memintarkan manusia. Belum bisa dikatakan menjadi manusia seutuhnya jika kepintaran, pangkat, harta, dan takhta menjadi kepentingan dan kepuasan diri. Bagaimana dengan kita? Sudah menjadi manusia seutuhnya atau hanya sebagian saja?

Komentar

  1. Tata penulisannya sudah bagus, pengejaan kata juga sudah bagus. Pemilihan kata sudah baik. Semangat khoirrurohmah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Socio-Scientific Issue pada Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Keterampilan Siswa